KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami
limpahkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan bimbingannya,
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Bahan makalah ini kami susun dengan memilih dan
mempertimbangkan agar terlihat menarik, makalah ini memiliki isi yang mudah
untuk dipahami serta diharapkan dapat menggugah naluri kita agar semakin
perduli tehadap lingkungan.
Segala bentuk kritik dan saran yang membangun akan
senantiasa kami terima dengan lapang hati. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ...................................................................................................... ....................... I
Kata Pengantar
.................................................................................................... ....................... II
Daftar isi ....................... III
BAB I Pendahuluan ............................................................................................ ....................... 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... ....................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................................... ....................... 1
C.
Tujuan Penulisa......................................................................................... ....................... 2
BAB II Pembahasan............................................................................................. ....................... 3
A. Pengertian Kelangkaan, SDA, SDM ............................................................................. 3
B. Faktor Penyebab Kelangkaan SDA dan SDM................................................................. 3
C. Akibat Kelangkaan SDA dan SDM ............................................................................. 11
D. Pengukuran Ketersediaan dan Kelangkaan Sumber Daya
Alam...................................... 11
E. Permasalahan yang dihadapi Terkait dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam............... 13
F. Sumber Daya Manusia dalam Kancah Globalisasi............................................................ 16
G. Dampak IPTEK terhadap Sumber Daya Manusia di Indonesia....................................... 17
H. Solusi Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber daya Manusia................................. 18
BAB III Penutup.......................................................................................................................... 20
Daftar pustaka ............................................................................................................................ 21
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika membicarakan kelangkaan pada dasarnya perlu dipahami penyebab
utama terjadinya kelangkaan yaitu terjadi akibat ulah manusia itu sendiri yang
bersikap serakah dan selalu mengeksploitasi Sumber Daya Alam secara berlebihan,
jika sumber daya alam terus menerus dikeruk maka lama kelamaan akan habis bukan
saja langka. Jika sudah begitu bagaimana nasib anak, cucu
kita kelak. Mereka akan kesusahan untuk bertahan hidup dan yang jelas tidak aka
nada kesejahteraan terhadap mereka. Pendidikan pun akan terbengkalai dan
mengakibatkan Sumber Daya manusia akan berkurang atau langka. Sumber Daya Manusia merupakan modal dasar
pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas Sumber Daya Manusia
senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
I. Apa Pengertian Kelangkaan, SDA, SDM ?
J. Apa saja Faktor Penyebab Kelangkaan SDA dan SDM ?
K. Apa saja Akibat yang terjadi dari adanya Kelangkaan
SDA dan SDM ?
L. Apa saja Macam-Macam Pengukuran Ketersediaan dan
Kelangkaan Sumber Daya Alam?
M. Apa saja Permasalahan yang dihadapi Terkait dengan Pengelolaan Sumber Daya
Alam?
N. Bagaimana Sumber Daya Manusia dalam Kancah Globalisasi ?
O. Apa Dampak IPTEK terhadap Sumber Daya Manusia di Indonesia ?
P. Bagaimana Solusi terhadap Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber daya
Manusia ?
C. Tujuan Penulisan
a. Memahami arti dari Kelangkaan, SDA,
SDM
b. Mengetahui faktor Kelangkaan SDA dan SDM
c. Mengetahui akibat dari Kelangkaan SDA dan SDM
d. Memahami Pengukuran Ketersediaan dan Kelangkaan SDA
e. Mengetahui Permasalahan yang dihadapi terkait dengan Pengelolaan SDA
f. Mengetahui Solusi dari Kelangkaan SDA dan SDM
D. Manfaat Penulisan
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dan
memahami tentang Kelangkaan SDA dan SDM
E. Metode Penulisan
Metode yang saya gunakan adalah kepustakaan yaitu pengambilan ikhtisar atau
ringkasan dari berbagai sumber yaitu browsing internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kelangkaan adalah suatu
keadaan saat manusia ingin mengonsumsi jauh lebih banyak dari apa yang
diproduksi atau suatu keadaan saat apa yang diinginkan manusia jauh lebih
banyak dari yang tersedia.
Kelangkaan bukan
berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat
diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak
seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Kelangkaan terbagi menjadi 2 :
1. Sumberdaya Alam
2. Sumber daya Manusia
Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam dan
di bawah permukaan bumi yang secara
langsung ataupun tidak langsung bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan umat manusia.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai makhluk
sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan
yang seimbang dan berkelanjutan.
B. FAKTOR PENYEBAB KELANGKAAN SDA DAN SDM
Dibawah ini terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia.
Faktor Penyebab Kelangkaan
Sumber Daya Alam antara lain :
a. Perbedaan Letak Geografis
Sumber daya alam biasanya
tersebar tidak merata di setiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada pula
daerah yang kaya bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu
kekurangan air. Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan
terbatas, terutama bagi daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.
b. Ketidakpedulian Manusia terhadap Lingkungan
Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat penting keberadaannya. Dahulu
hutan di Indonesia menjadi paru-paru dunia. Selain itu hasil dari hutan seperti
rotan, damar, dan kayu d9,apat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan.
Hutan dapat juga dijadikan sebagai tempat resapan air sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir. Namun sekarang keberadaannya sudah sangat mengkhawatirkan.
Hal itu disebabkan banyak orang yang menebangi pohon-pohon di hutan tanpa
memerhatikan pelestariannya sehingga sekarang ini banyak hutanhutan yang
gundul. Kalian tentunya tahu apakah akibat dari hutan gundul? Ya, salah satunya
dapat menyebabkan banjir. Di samping itu, sumber daya hutan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan semakin berkurang jumlahnya.
c. Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang
Berlebihan
Manusia tidak memiliki rasa
puas, sehingga mereka akan merasa tidak cukup dengan apa yang mereka dapat.
Bagi mereka yang serakah pasti akan selalu mengeduk sumber daya alam seperti,
barang tambang, emas, batu bara, nikel dan lain sebagainya secara terus
menerus. Akibat dari pengeksploitasian berlebihan yang mereka lakukan itu akan
menyebabkan sumber daya alam yang tersedia
berkurang dan ujung-ujungnya akan mengakibatkan kelangkaan. Mereka tidak
memikirkan apa yang akan terjadi jika pengeksploitasian yang berlebihan tu
dilakukan secara terus menerus.
d. Bertambahnya Manusia dibumi, yang Hidupnya Tidak
Merata
Semakin banyaknya pertumbuhan
manusia dibumi yang hidupnya tidak merata maka akan semakin langka pula sumber
daya alam yang ada. Sumber daya alam yang terdapat di Pulau Jawa akan cepat
habis dari pada Sumber daya alam yang terdapat di Kalimantan karena jumlah
penduduk di Kalimantan lebih sedikit daripada di Jawa, karena semua kegiatan
orang Indonesia berpusat di Jawa, maka tidak heran jika Sumber Daya Alam yang
terdapat di Jawa akan cepat habis dibanding Sumber Daya Alam yang terdapat di
Kalimantan.
Sumber daya alam dapat
dibedakan menurut sifatnya, yaitu sumber daya fisik berupa tanah, air, dan
udara serta sumber daya biotik berupa pertanian, perkebunan, hutan dan
peternakan. Perpaduan antara sumber daya fisik dan sumber daya biotik disebut
sumber daya lingkungan alam, misalnya keindahan panorama alam, pegunungan,
lembah, pantai, dan panorama dibawah permukaan laut.
Kandungan sumber daya alam di
bumi ada yang melimpah dan ada pula yang sedikit atau terbatas. Demikian pula
peresebarannya, ada sumber daya alam yang terdapat disemua daerah, tetapi
adapula yang hanya berada didaerah-daerah tertentu, seperti emas, batu bara,
dan minyak bumi.
Berdasarkan prosesnya, sumber
daya alam tersedia melalui dua proses utama. Ada yang melalui proses alamiah
dan membutuhkan waktu jutaan tahun, seperti minyak bumi, batu bara, tanah dan
emas. Ada pula yang sengaja diusahakan oleh manusia, seperti hasil perkebunan,
hasil pertanian, dan hasil peternakan yang membutuhkan waktu relatif singkat.
Menurut Isard (1972) dalam Soerianegara (1977), apabila dilihat dari
kemungkinan pemulihannya dan kemungkinan pengolahannya, sumber daya alam dapat
dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sumber dayab alam yang tidak dapat
diperbaharui, sumber daya alam yang dapat diperbaharui, dan sumber daya alam
yang selalu tersedia.
1.
Sumber Daya Alam yang tidak
dapat Dipulihkan
Sumber daya alam yang tidak dapat dipulihkan
disebut juga nonrenewable, fund, atau
stock resources merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
dan umumnya tidak dapat diciptakan atau direkayasa manusia dalam proses
pembentukannya. Jenisnya berupa sumber daya alam Abiotik, yaitu sumber daya
alam yang berupa benda mati. Misalnya, minyak bumi, batu bara, mineral, dan
bahan tambang yang terkandung didalam bumi.
2.
Sumber Daya Alam yang dapat
Dipulihkan
Sumber daya alam yang dapat dipulihkan disebut
juga renewable atau flow resources merupakan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui. Sumber daya alam ini merupakan sumber daya alam
yang jika telah dipakai masih dapat diusahakan kembali untuk menghasilkan
sumber daya alam yang baru. Sumber daya ini memiliki ciri dapat diperbanyak dan
ditingkatkan jumlahnya. Jenis Sumber daya alam yang dapat diperbaharui terdiri
atas semua jenis makhluk hidup yang dibudidayakan, seperti tanaman pangan atau
sumber daya alam nabati dan hewan-hewan ternak atau sumber daya alam hewani.
3.
Sumber Daya Alam yang tidakan akan Habis
Sumber daya alam yag
tidak akan habis berupa benda mati yang selalu tersedia, jumlahnya melimpah,
dan digunakan oleh seluruh makhluk hidup, biasanya merupakan faktor penting
untuk kelangsungan hidup organisme. Jenis sumber daya alam yang selalu tersedia, antara lain udara dan sinar
matahari.
Tolak ukur sumber daya alam adalah dapat
memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi manusia maka keberadaannya dari
tingkat kenyamanan hidup manusia. Dari tolak ukur ini, sumber daya alam dapat
bernilai ekonomis atau non ekonomis. Sumber daya alam yang bernilai ekonomis
merupakan sumber daya alamyang berharga, dapat diperjualbelikan, dan
menghasilkan keuntungan. Sumber daya alam ekonomis dibedakan atas sumber daya
ekonomis tinggi, seperti penggalian bahan-bahna mineral dan logam mulia serta
sumber daya alam ekonomis yang rendah, seperti penggalian pasir, batu, dan
gamping. Sumber daya alam non ekonomis adalah sumber daya alam yang untuk
mendapatkannya tidak memerlukan biaya, seperti menghirup udara dan mendapatkan
sinar matahari.
Persebaran Sumber Daya Alam
Persebaran Sumber Daya Alam dibumi tidaklah merata dan tidak selamanya
melimpah. Ada beberapa sumber daya alam yang terbatas jumlahnya. Berikut akan
di bahas tentang persebaran dan proses pembentukan sumber daya alam yang ada di
Indonesia.
1.
Persebaran Sumber Daya Alam yang dapat Diperbaharui
Sumber daya alam yang
dapat diperbaharui pada dasarnya merupakan sumber daya alam ketika manusia
dapat merekayasa atau memproduksinya sehingga sumber daya tersebut dapat
dimanfaatkan kembali.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui banyak
sekali ragamnya. Tetapi, hampir semua sumber daya alam yang dapat diperbaharui
berkenaan dengan lapisan kehidupan tumbuhan dan hewan ditambah dengan faktor
alam lainnya sebagai pendukung seperti unsur tanah, air dan iklim.
Beberapa kelompok yang dapat dikategorikan
sebagai sumber daya alam yang dapat
diperbaharui antara lain :
a.
Pertanian
Pertanian di Indonesia merupakan usaha rakyat
yang paling dasar. Bentuk pertanian di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Usaha pertanian lahan
basah hanya dapat dilakukan didaerah yang memiliki cadangan airnya cukup banyak
dan biasanya berada didaerah dataran rendah. Usaha pertanian lahan kering
merupakan jenis pertanian yang dilakukan didaerrah-daerah yang persediaan
airnya kurang. Daerah pertanian lahan kering biasanya berada didaerah
perbukitan.
b.
Perkebunan
Ditinjau dari segi pengusahaanya, usaha
perkebunan di Negara Indonesia dikenal dua macam perkebunan, yaitu perkebunan
rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan rakyat banyak diusahakan oleh penduduk
dan biasanya dikerjakan secara tradisional serta pada lahan perkebunan yang
tidak begitu luas. Ciri-ciri perkebunan rakyat antara lain, lahan relatif
sempit, modal relatif sedikit, peralatan sederhana, dikelola secara sederhana,
serta tenaga kerja yang sedikit. Sedangkan perkebunan besar adalah usaha
perkebunan yang dilakukan dilahan yang luas oleh perusahaan swasta atau badan
usaha milik Negara atau BUMN. Adapun ciri-ciri perkebuan besar antara lain,
manajemennya teratur, lahannya sangat luas, modalnya besar, dikerjakan secara
mekanis dan intensif, jumlah tenaga kerjanya relatif sedikit, hasilnya
dipersiapkan untuk diekspor, dan tingkat produktivitasnya tinggi.
c.
Kehutanan
Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya. Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbahrui, walaupun dalam waktu yang relatif lam. Kelestarian hutan mendukung
kelestarian sumber daya alam lainnya, seperti pertanian, perkebunan dan
perikanan.
Hutan dapat bermanfaat untuk menahan banjir,
membentuk dan mempercepat pembentukan tanah humus, mengatur tata air,
melindungi terjadinya erosi tanah, dan pencegah terjadinya longsor lahan.
Selain itu, hutan dapat berfungsi ekonomis dan hutan juga dapat menjadi penghasil
komoditas perdagangan. Ekspor hasil hutan dapat menjadi sumber devisa bagi
Negara sehingga mampu mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan gas bumi.
d.
Peternakan
Kegiatan peternakan di Indonesia meliputi usaha memelihara dan
mengembangbiakan hewan. Usaha peternakan pada umumnya dapat dikelompokan
menjadi tiga, antara lain :
1.
Peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau, dan
kuda
2.
Peternakan hewan kecil seperti kambing,
biri-biri, babi dan kelinci
3.
Peternakan unggas seperti ayam, itik, bebek,
angsa, dan jenis ayam ras.
e.
Perikanan
Perikanan merupakan usaha penggalian sumber daya alam yang cukup terbuka
terutama dalam kegiatan menangkap, membudidayakan, dan mengolahnya. Daerah
penangkapan dan pemeliharaan adalah lautan, tepi pantai seperti perikanan payau
serta perikanan air tawar. Perikanan laut adalah perikanan yang diusahakan
diwilayah perikanan laut, perikanan payau adalah perikanan yang diusahakan
dalam bentuk tambak dimuara sungai ataupun daerah dekat tepi laut, sedangkan
perikanan air tawar adalah perikanan yang diusahakan dikolam dan perairan umum
seperti sungai, danau atau waduk yang biasanya diusahakan secara intensif
dengan sistem keramba.
2.
Persebaran Sumber Daya Alam yang Tidak dapat Diperbaharui
Sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui adalah
sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat
digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah.
Beberapa kelompok yang
dapat dikategorikan sebagai sumber daya
alam yang dapat tidak dapat diperbaharui antara lain :
a.
Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan salah satu bahan bakar dan sumber energi yang sangat
penting karena banyak mesin kendaraan
yang dirancang menggunakan bahan bakar ini. bahan bakar minyak bumi relatif
mudah penanganannya jika dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Cara penambangan minyak bumi dilakukan dengan
dua cara, yaitu pengeboran didaratan dan pengeboran lepas pantai.
Potensi minyak bumi Indonesia tersebar di 60
cekungan sedimen tersier yang terbagi atas beberapa sub-sub cekungan sedimen
tersier, yaitu cekungan sedimen terseier wilayah barat dan timur. Anatar
cekungan sedimen tersier wilayah barat dan timur dibatasi oleh garis isobat
sepanjang 200 meter yang memanjang dari utara ke selatan di sebelah timur garis
bujur 115° 30’BT, yaitu mulai dari lepas
pantai timur Kalimantan Timur kearah Selatan melintasi Selat Lombok. Isobat adalah garis-garis pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang sama kedalaman lautnya.
b.
Batu Bara
Batu bara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang
terendapkan selama jutaan tahun. Pembentukan batu bara melibatkan dua proses
utama yaitu biokomia dan dinamokimia. Proses biokimia adalah proses pembentukan
gambut yang berasal dari perubahan fisik kimia material organik tumbuhan dengan
perantara bakteri anaerob serta kondisi Kontrol lingkungan reduksi. Proses
dinamokimia merupakan proses perubahan gambut menjadi batu bara yang dikontrol
oleh diagenesa setelah pengendapan seperti oleh tektonik. Persebarannya
terdapat dibeberapa wilayah antara lain Sumatra Tengah, Kalimantan, Pulau Jawa,
Sulawesi serta Papua.
c.
Gas Bumi
Gas bumi dapat dibedakan menjadi dua
bentuk yaitu associated gas dan non-associated gas. Gas bumi ini dihasilkan
pada saat proses penyulingan minyak bumi dinamakan Liquefied Petroleum Gas . potensi terbesar sumber gas alam
Indonesia terdapat di Arun, Bontang, dan Laut Natuna.
Sebagian besar produksi gas bumi Indonesia untuk kepentingan ekspor,
sedangkan sebagian kecil lainnya untuk keperluan dalam negri.
d.
Tenaga Panas Bumi
Panas bumi juga merupakan sumber daya energi yang cukup penting. Indonesia
diperkirakan memiliki potensi panas bumi sekitar 8.000 – 10.000 mega watt.
5.500 MW diantaranya terdapat di Pulau Jawa dan Bali, 1.100 MW di Pulau
Sumatra, serta 1.400 MW di Pulau Sulawesi. Selebihnya tersebar di wilayah Nusa
Tenggara dan Papua.
Faktor Penyebab Kelangkaan Sumber Daya Manusia antara lain :
a.
Rendahnya pendidikan
Bagaimana masyarakat bisa mengelola kekayaan alam, kalau tingkat pendidikan
masyarakat masih rendah. Pengelolan sumber daya alam memerlukan pengetahuan dan
keterampilan. Sayang itu belum dimiliki masyarakat kita. peningkatan pendidikan
dan keterampilan masyarakat tidak harus ditempuh dari pendidikan formal,
seperti sekolah. Melainkan bisa dilakukan dengan berbagai pelatihan-pelatihan.
”Pelatihan tersebut hendaknya dilakukan pada masyarakat yang tinggal di
pedesaan. Materi pelatihan sesuai dengan kekayaan alam yang ada di
lingkungan mereka. Seperti halnya didaerah Belitung yang kaya akan timahnya,
maka masyarakat Belitung haruslah diberi pelatihan bagaimana caranya mengolah
timah tersebut dengan baik, jangan sampai pengelolaan timah tersebut jatuh
kepada pihak luar.
b.
Pertambahan Penduduk /Jumlah penduduk yang semakin besar
Dari tahun lalu hingga sekarang Masalah kependudukan yang dihadapi Asia
termasuk Indonesia masih banyak penduduk yang miskin. Ini nampaknya sulit
dibendung, meskipun pada tahun itu negara-negara Asia berhasil menurunkan
kemiskinan antara 13 hingga 14 persen. Asia merupakan gudang dari negara dengan
jumlah penduduk besar, sehingga meskipun berhasil turun, tetapi jumlah penduduk
pada tahun tersebut juga bertambah karena menjadi gudangnya. Potensi jumlah dan
persentase penduduk miskin masih tetap tinggi, selain karena jumlah penduduk
yang semakin banyak juga ditambah dengan semakin banyaknya jumlah penduduk tua
atau tidak produktif. Saat ini di Indonesia, penduduk yang berusia lebih dari
65 tahun sekitar 8 sampai 9 persen, di Yogyakarta lebih dari 15 persen dari
jumlah penduduk.
Di Jepang lebih tinggi
lagi, yakni mencapai 30-35 persen dari jumlah penduduknya, bahkan mereka yang
berusia lebih dari 100 tahun jumlahnya mencapai 100 ribu orang. Sementara jumlah penduduk dengan usia kurang
dari 15 tahun tetap, sehingga sebenarnya program Keluarga Berencana (KB) di
Indonesia ini sudah bisa dibilang berhasil, tinggal pemeliharaannya saja. Untuk
mengantisipasi semakin banyaknya penduduk tidak produktif yang akan menjadi
tanggungan, perlu ada langkah. Jika meniru negara maju dengan memberikan
bantuan sosial kepada lanjut usia, penyandang cacat, pengangguran dan lain-lain
membutuhkan proses yang berlangsung lama dan tanggungan pemeritah akan semakin
berat dan tinggi.
c.
Produktivitas tidak lancar
Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan.
Misalnya kapasitas faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit,
lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan aus. Selain itu,
keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang tidak
sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat.
Sementara itu, di negara berkembang perkembangan kebutuhan barang dan jasa
masih lebih cepat daripada perkembangan teknologinya.
d.
Motivasi yang Rendah
Di Indonesia khususnya Sumber Daya Manusia nya dapat dikatakan rendah,
Karena kurangnya makanan 4 sehat 5 sempurna yang mereka konsumsi. Sehingga
mereka kurang dapat berfikir cerdas, dan mereka mayoritas cepat puas dengan apa
yang mereka peroleh sekarang, selain itu
tidak adanya rasa ingin maju dari orang lain, atau mengubah hidupnya
agar lebih sejahtera karena rendahnya pendidikan.
C. AKIBAT KELANGKAAN SDA DAN SDM
Dibawah ini terdapat beberapa akibat dari
terjadinya Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia.
Akibat Kelangkaan Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya Manusia antara lain :
a.
Keserakahan
Manusia akan serakah apabila sumber daya alam sudah menjadi langka, karena
mereka akan berlomba-lomba mendapatkan sumber daya tersebut tanpa ada batasan,
bisa dibilang eksploitasi berlebihan. Individu yang seperti ini tidak akan
memperdulikan kebutuhan orang lain dan akan bersikap tamak atau rakus. Jadi,
mereka menganggap bahwa kebutuhan pribadi adalah di atas segala-galanya.
b.
Keterbatasan Kebutuhan
Dengan langkanya sumber daya, otomatis kebutuhan manusia pun akan menjadi
terbatas karena sumber daya yang ada sudah digunakan secara berlebihan oleh
oknum-oknum yang memliki kepentingan dirinya sendiri.
D. PENGUKURAN KETERSEDIAAN DAN KELANGKAAN SUMBER DAYA ALAM
Pengukuran sumber daya kita sederhanakan dari
konsep Rees (1990) yang membaginya
dari beberapa komponen. Pertama untuk kelompok sumber daya stok (tidak
terbarukan), beberapa konsep ukuran ketersediaan digunakan antara lain :
1. Hipotetikal adalah konsep pengukuran deposit yang belum diketahui namun diharapakan
ditemukan pada masa mendatang berdasarkan survei yang dilakukan saat ini.
pengukuran sumber daya ini biasanya dilakukan dengan mengekstrapolasi laju
pertumbuhan produksi dan cadangan terbukti (provenreserve) pada periode
sebelumnya.
2. Sumber daya spekulatif mengukur deposit yang
mungkin ditemukan pada daerah yang sedikit atau belum dieksplorasi, dimana
kondisi geologi memungkinkan ditemukannya deposit.
3. Cadangan kondisional adalah deposit yang
sudah diketahui atau ditemukan namun dengan kondisi harga output dan tekhnologi
yang ada saat ini belum bisa dimanfaatkan secara ekonomis.
4. Cadangan terbukti sumber daya alam yang
sudah diketahui dan secara ekonomis dapat dimanfaatkan dengan tekhnologi,
harga, dan permintaan yang ada saat ini.
Pengukuran Kelangkaan Sumber
Daya Alam
Salah satu aspek krusial dalam pemahaman
terhadap Sumber Daya Alam adalah memahami kapan sumber daya tersebut akan habis. Jadi, bukan hanya konsep
ketersediaannya yang harus kita pahami, melainkan juga konsep pengukuran
kelangkaannya. Sebagaimana disampaikan pada bagian pandangan terhadap sumber
daya alam, aspek kelangkaan ini menjadi penting karena dari sinilah kemudian
muncul persoalan bagainmana mengelola SDA yang optimal.
Secara umum, biasanya tingkat kelangkaan sumber daya alam diukur secara
fisik dengan menghitung sisa umur ekonomis. hal ini dilakukan dengan menghitung
cadangan ekonomis yang tersedia dibagi dengan tingkat ekstrasi. Pengukuran dengan cara ini tentu saja memiliki
banyak kelemahan karena tidak mempertimbangkan sama sekali aspek ekonomi di
dalamnya. Aspek ekonomi antara lain menyangkut harga biaya ekstraksi. Sebagai
contoh, ketika sumber daya menjadi langka , maka harga akan naik dan konsumsi
berkurang. Dengan berkurangnya konsumsi , ekstraksi juga berkurang sehingga
faktor pembagi dalam pengukuran fisik diatas menjadi kecil. Hal ini bisa
menimbulkan kesimpulan yang keliru karena seolah-olah sisa ekonomis sumber daya
kemudian menjadi panjang dan sumber daya alam tidak lagi menjadi langka.
Menyadari akan kelemahan pengukuran fisik ini,
Hanley et al., (1997) misalnya menyarankan untuk menggunakan pengukuran moneter
dengan cara menghitung harga riil, unite cost, dan rente ekonomi dari sumber
daya.
E. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI TERKAIT DENGAN
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Meskipun upaya dan kebijakan perbaikan dalam
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup sudah dilakukan, upaya itu
masih dinilai belum cukup memadai. Hal ini dapat dilihat masih tingginya laju
kerusakan atau degradasi hutan. Demikian juga, masih tingginya laju kerusakan
ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, serta masih banyak ditemuinya
pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam, seperti illegal logging,
illegal fishing, dan illegal mining. Kerusakan ekosistem dan
lingkungan hidup ini terjadi tidak hanya karena aktivitas pemanfaatan
sumber daya alam saja, tetapi juga karena adanya fenomena alam seperti
perubahan iklim yang turut andil dalam bencana banjir di wilayah
pesisir, tenggelamnya pulau-pulau kecil, serta perubahan musim yang
memengaruhi pola tanam. Makin menurunnya kuantitas tutupan lahan hutan
dapat mengakibatkan terganggunya siklus hidrologi. Hal itu juga dapat
menyebabkan berkurangnya ketersediaan sumber daya air yang jika dibiarkan
akan menimbulkan krisis persediaan air.
Sebagai permasalahan lingkungan global,
perubahan iklim membawa pengaruh terhadap ketahanan air, pangan, energi,
serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan ancaman terhadap sektor-sektor
pembangunan lainnya. Fenomena terjadinya kerusakan serta penurunan
ketersediaan air pada musim kemarau, kekeringan, dan melimpah pada musim
hujan yang mengakibatkan banjir, longsor merupakan sebagian pengaruh
perubahan iklim. Perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya pergeseran
musim di Indonesia yang menimbulkan implikasi di berbagai sektor
pembangunan seperti pertanian, perikanan, dan kesehatan.
Permasalahan yang
dihadapi di bidang kehutanan sampai saat ini dalam pengelolaan
hutan adalah penataan kawasan hutan yang belum mantap, belum terbentuknya
unit pengelolaan hutan pada seluruh kawasan hutan, pemanfaatan hutan
yang belum berpihak kepada masyarakat, pemanfaatan hutan yang masih
bertumpu pada hasil hutan kayu, pengawasan dan penegakan hukum terhadap
pelanggaran dan pengelolaan hutan yang masih lemah, serta upaya konservasi
dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis belum mendapat perhatian yang
memadai. Selain itu, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) juga belum
terpadu. Dalam bidang kelautan permasalahan yang dihadapi antara
lain :
1. Masih adanya konflik antar sektor dalam pemanfaatan sumber daya
pesisir dan laut yang menyebabkan belum optimalnya manfaat sumber daya
ini jika dibandingkan dengan potensinya.
2. Pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan terhadap
illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing yang masih tumpang tindih antarsektor
karena banyaknya lembaga pengawas (TNI AL, Polair, DKP, Bakorkamla),
masih lemahnya penegakan hukum, serta kurang memadainya sarana dan
prasarana yang ada.
3. Masih adanya pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
aktivitas ekonomi yang tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup yang
menimbulkan kerusakan, pencemaran, dan penurunan kualitas sumber daya
alam dan lingkungan hidup.
4. Kurang memadainya kegiatan mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan
iklim pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang rentan.
5. kurangnya pemahaman pentingnya tata ruang laut dan pulau-pulau
kecil.
6. Belum memadainya sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil dan masih
adanya kesenjangan sosial-ekonomi antara pulau besar dan pulau kecil,
serta belum optimalnya pengelolaan pulau-pulau kecil terdepan.
7. Belum memadainya produk riset dan pemanfaatan hasil riset.
8. Belum memadainya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.
Permasalahan yang dihadapi untuk bidang
energi dan sumber daya mineral meliputi:
a. Penyediaannya sangat tergantung kepada minyak bumi
b. pemanfaatan potensi energi baru dan terbarukan masih keci.
c. Terputus-putusnya (intermittent) ketersediaan sumber daya
energi terbarukan.
d. Biaya investasi pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan
terbarukan. sehingga belum dapat bersaing dengan sumber energi
konvensional masih tinggi.
e. Kepedulian masyarakat mengenai efisiensi energi masih rendah. Di
samping itu, pengusahaan dan penambangan sumber daya energi dan mineral
juga menghadapi beberapa masalah antara lain :
1.
Belum dapat dikembangkannya beberapa lapangan
minyak dan gas bumi baru
2.
Masih terbatasnya data bawah permukaan untuk
membuka wilayah kerja migas baru
3.
Kurang tersedianya sumber daya manusia nasional
dan daerah yang kompeten
4.
Terbatasnya ketersediaan anjungan pengeboran
(terutama rig untuk offshore) dan vessel
5.
Tumpang tindih lahan dengan kawasan hutan
6.
Belum tersedianya standardisasi harga dalam
pembebasan lahan ketidakpastian jaminan dan hokum
7.
Masih maraknya pertambangan liar
8.
Permasalahan sosial, lingkungan, dan ekonomi
sekitar kegiatan tambang.
Bencana dan permasalahan pengelolaan lingkungan hidup yang terjadi
dewasa ini merupakan akumulasi dari permasalahan lingkungan yang sudah terjadi
10 hingga 20 tahun yang lalu, terutama bencana banjir dan kekeringan serta
mewabahnya berbagai penyakit akibat terganggunya tatanan lingkungan. Di sisi
lain, laju kerusakan yang terjadi kurang sebanding dengan upaya pemulihan
kerusakan lingkungan dan keadaan ini ditambah lagi dengan fenomena alam yang
kurang menguntungkan akibat permasalahan lingkungan global sehingga dapat
diprediksi permasalahan lingkungan ke depan, terutama bencana, akan terus
terjadi dalam intensitas dan skala yang lebih luas. Hal ini dapat dicegah atau dikurangi dengan cara
yang lebih keras, melalui upaya mengurangi laju kerusakan dan upaya pemulihan
kualitas lingkungan.
Pertambahan jumlah penduduk yang relatif tinggi
membutuhkan infrastruktur dan ruang yang lebih luas. Sementara itu, pemekaran
sejumlah provinsi dan kabupaten/kota akan menciptakan kota-kota baru yang
memerlukan sarana dan prasarana yang dalam proses pembangunannya dapat
menimbulkan persoalan lingkungan bila tidak mengindahkan pelestarian fungsi
lingkungan. Selain itu, berkembangnya institusi pengelola lingkungan di
provinsi dan kabupaten/kota yang baru memerlukan pembinaan dan perhatian yang
cukup besar agar mampu mengatasi persoalan lingkungan yang dihadapi. Pemenuhan
kebutuhan ruang dan lahan akan banyak menimbulkan konflik kepentingan dan
terjadinya perubahan peruntukan dan konversi lahan.
Lahan-lahan produktif akan berubah menjadi
permukiman, sedangkan kebutuhan lahan untuk produksi akan merambah ke wilayah
hutan. Di perkotaan selain masalah volume sampah yang makin meningkat,
permasalahan tempat pembuangan akhir (TPA) akan menjadi persoalan lain yang
dapat menimbulkan konflik. Masalah pencemaran air, udara, lahan, serta bahan
beracun dan berbahaya (B3) dan limbah B3 akan tetap menjadi persoalan
lingkungan utama yang dapat menurunkan kualitas lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak terhadap kualitas hidup masyarakat Beberapa masalah dan tantangan
yang dihadapi dalam upaya penyediaan informasi terkait dengan perubahan iklim
dan bencana alam lain adalah perlunya keberlanjutan pengamatan dan pengumpulan
data secara kontiniu dan terintegrasi, perlunya pemeliharaan dan kalibrasi
seluruh peralatan pengamatan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, belum
adanya dasar keterpaduan operasional meteorologi, klimatologi, kualitas udara
dan geofisika (MKKuG), adanya tuntutan masyarakat agar pelayanan informasi
MKKuG lebih dikembangkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk
aspek perubahan iklim, dan menjangkau ke semua lapisan masyarakat secara cepat,
terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia bidang teknis MKKuG
untuk mendukung operasional di kantor pusat/daerah, serta melakukan penelitian
dan pengembangan, belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur
secara utuh tentang penyelenggaraan MKKuG, belum terlaksananya sosialisasi
pengembangan dan evaluasi model iklim kepada masyarakat, metode diseminasi
informasi potensi tsunami, dan produk informasi MKKuG lainnya.
F. SUMBER DAYA MANUSIA DALAM KANCAH GLOBALISASI
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan
global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki
keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini
kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia
menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi
yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi
persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World
Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara
yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38),
dan Thailand (40).
Terkait dengan kondisi
sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan
kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi
tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan
kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang
penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis
ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan
kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja
Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah
tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya
kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya
dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan
tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi
terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja
lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan
tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di
Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini
kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya
keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam
intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan
investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial
dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan
hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya
kualitas SDM.
Rendahnya SDM Indonesia
diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan
IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam
kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan
tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin
menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan
merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
G. DAMPAK IPTEK TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA DI
INDONESIA
Pengaruh IPTEK terhadap
peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi
berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang
dipengaruhi, adalah sebagai berikut :
1. Dampak
yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas
geografis pada tingkat negara maupun dunia.
2. Aspek
Ekonomi.
Dengan
adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan
pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini,
tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di
Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu
negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK
sangat penting sekali untuk dikuasai. Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi
telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini
akibat pengaruh negatif dari globalisasi.
3. Aspek
Sosial Budaya.
Globalisasi
juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain
adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta
berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan
security pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan
tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan.
Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang
muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan meningkatnya tanggapan masyarakat atas kasus-kasus yang
terjadi dinilai dengan didasarkan norma-norma kemanusiaan atau norma-norma
sosial yang berlaku secara umum (Universal internasional).
H. SOLUSI KELANGKAAN SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Menghemat sumber daya
Penghematan SDA dan SDM sangat penting karena suatu saat nanti kita akan
mewariskan bumi ini pada anak, cucu, serta cicit kita. Jika kita tidak
menghemat dan menghabiskannya sekarang, maka anak cucu kita akan menderita pada
kehidupannya nanti. Mereka akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Maka dari itu kita harus menyadari bahwa kita hidup sekarang ini bukan untuk
menggunakan SDA, kita hidup untuk menjaga agar SDA ini tetap dapat digunakan
oleh anak cucu kita yang akan mewarisi bumi ini.
Untuk
menghemat SDA sebenarnya tidak sulit, hanya yang perlu diutamakan adalah niat.
Jika kita memang berniat untuk menghemat, maka kita akan melakukannya. Tetapi
jika kita malas dan tidak ada niat, maka kita akan menggunakannya secara boros.
Ini bergantung dari diri kita
sendiri. Untuk menumbuhkan niat diperlukan kesadaran, untuk menumbuhkan
kesadaran perlu adanya pendidikan. Jika kita mendidik anak-anak kita yang masih
keciil kelak untuk berhemat SDA, maka
pada saat dewasa nanti anak-anak itu akan memiliki kesadaran akan pentingnya
berhemat.
2. Ketahanan Pangan dan Teknologi
Setiap
individu harus siap sedia menyediakan makanan dan pangan yang bergizi. Pangan tidak hanya dihasilkan oleh pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, tetapi juga oleh industri
pengolahan pangan. Selanjutnya, pangan yang cukup tidak hanya dalam jumlah
tetapi juga keragamannya, sebagai sumber asupan zat gizi makro (karbohidrat,
protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral); untuk pertumbuhan,
kesehatan, daya tahan fisik, kecerdasan dan produktivitas manusia. sedangkan
kita juga harus melek teknologi agar setiap perkembangan yang terjadi kita
mengetahuinya dan tidak ketinggalan zaman karena sekarang ini teknologi
merupakan hal yang sangat penting pada masa sekarang ini.
3. Melakukan Inovasi berupa : pencarian SDA yang baru, peningkatan Efesiensi,
perbaikan teknologi daur ulang, perbaikan konservasi serta pengelolaan lahan
kosong atau pertanian yang baik agar bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
4. Peningkatan Mutu Pendidikan
Solusi agar tidak
terjadi kelangkaan akibat rendahnya pendidikan adalah Peningkatan mutu
pendidikan, yaitu setiap individu haruslah menyelesaikan pendidikannya, bila
perlu sebaiknya sampai kejenjang perguruan tinggi. Untuk Peningkatan mutu pendidikan haruslah
ditingkatkan terlebih dahulu kualitas pendidikan yang ditentukan oleh
peningkatan proses belajar mengajar. Dengan adanya peningkatan proses belajar
mengajar dapat meningkat pula kualitas lulusannya. Peningkatan kualitas proses
pembelajaran ini akan sangat tergantung pada pengelolaan sekolah dan
pengajaran/pendekatan yang diterapkan guru.
5. Program KB
Agar tidak terjadinya kelangkaan sumber daya alam akibat pertambahan
penduduk maka perlu adanya sosialisasi tentang program keluarga berencana agar
orang-orang dapat mencegah pertambahan penduduk yang sangat pesat.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Bab 2 Pembahasan antara lain :
1. Kelangkaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kelangkaan Sumber Daya Alam dan
kelangkaan Sumber Daya Manusia
2. Terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan kelangkaan Sumber Daya Alam
dan Sumber Daya Manusia. penyebab kelangkaan Sumber Daya Alam antara lain: Perbedaan Letak Geografi, Ketidakpedulian
Manusia terhadap Lingkungan, Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang
Berlebihan, Bertambahnya Manusia dibumi, yang Hidupnya Tidak Merata. Sedangkan
penyebab kelangkaan Sumber Daya Manusia antara lain : Rendahnya pendidikan, Pertambahan Penduduk /Jumlah penduduk yang
semakin besar, Produktivitas tidak lancer, Rendahnya motivasi.
3. Kelangkaan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam dapat berdampak bagi
kelangsungan hidup manusia. dapat tersebut seperti, keserakahan yang dilakukan
manusia serta terbatasnya kebutuhan manusia.
4. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Sumber Daya Alam
Seperti, tingginya laju kerusakan atau degradasi hutan. Demikian juga,
masih tingginya laju kerusakan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, serta
masih banyak ditemuinya pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam, seperti
illegal logging, illegal fishing, dan illegal mining.
5. Adapun Beberapa Solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi kelangkaan
Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia antara lain : Menghemat sumber daya, Ketahanan Pangan dan Teknologi, Melakukan
Inovasi berupa : pencarian SDA yang baru, peningkatan Efesiensi, perbaikan
teknologi daur ulang, perbaikan konservasi serta pengelolaan lahan kosong atau
pertanian yang baik agar bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, peningkatan mutu pendidikan, serta program
KB.
DAFTAR
PUSTAKA
Ariwibowo
Yoga. 2007. Geografi SMA. Jakarta: Ganeca Exact.
Fauzi
Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
No comments:
Post a Comment