MAKALAH MATEMATIKA
“PELUANG”
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Kita panjatkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga
kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat
serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar.
Kami ucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah
ini kami susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia yang
berjudul “PELUANG”.
Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya para remaja. Penyusun juga
meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Kajen, 31 Juli 2015
Penyusun
Peluang merupakan
materi pembelajaraan keenam dari Matematika. Teori peluang bukan bahan baru
lagi bagi anda, karena teori ini sudah anda pelajari dalam Matematatika tingkat
SMP maupun SMA. Teori peluang ini juga dikenal teori probabilitas atau teori
kemungkinaan.
Peluang banyak
digunakan dibidang lain, selain bidang Matematika. Ahli fisika menggunakan
peluang untuk mempelajari macam-macam gas dan hukum panas dalam teori atom. Ahli
biologi mengaplikasi teknik peluang dalam ilmu genetika dan teori seleksi alam.
Dalam dunia bisnis teknik peluang digunakan untuk pengembalian keputusan.
Peluang merupakan
teori dasar stastistika, suatu disiplin ilmu yang mempelajari pengumpulan,
pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisisan data, serta penarikan
kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan yang dilakukan dan pembuatan
keputusan yang rasional.
Pada makalah ini anda akan mempelajari pengertian dan aturan dalam
peluang. Dalam mempelajarinya anda diharapkan dapat menggunakan konsep
permutasi, kombinasi dan peluang untuk menyelesaikan masalah dalam Matematika
atau bidang lain. Sementara secara khusus setelah mempelajari materi ini, anda
diharapkan dapat :
1.
Menyusun
aturan perkalian, permutasi dan kombinasi.
2.
Menggunakan
aturan perkalian, permutasi dan kon\mbinasi dalam pemecahan soal.
3.
Menentukan
banyak kemungkinaan kejadian dari berbagai situasi.
4.
Menentukan
ruang sampel suatu percobaan acak.
5.
Menentukan
peluang kejadian dari berbagai situasi.
6.
Memberi
tafsiran peluang kejadian dari berbagai situasi.
7.
Menentukan
peluang komplemen suatu kejadian.
8.
Merumuskan
aturan penjumlahan dan perkalian dalam peluang kejadian mejemuk.
9.
Menggunakan
aturan penjumlahan dan perkalian dalam peluang kejadian mejemuk
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Peluang Suatu Kejadian Peluang
Peluang Suatu Kejadian Peluang adalah munculnya suatu kejadian yang
memiliki ruang sampel dan titik sampel. Ruang sampel yaitu himpunan semua hasil
yang mungkin dari sebuah percobaan. Jika suatu anggota ruang sampel mempunyai
peluang yang sama untuk muncul maka peluang kejadian A yang memiliki anggota
sebanyak n (A) : P(A) = , A S . Titik sampel yaitu,setiap anggota ruang
sampel,disebut juga kejadian yang mungkin. Jika A komplemen kejadian A maka
peluang kejadian A : P(A) = 1 P(A).
Contoh :
Contoh :
Percobaan melambungkan sekeping uang logam satu kali, berapakah
peluang munculnya gambar? Jawab : Ruang sampelnya, S = {A,G}, n (S) = 2.
Misalkan B adalah kejadian munculnya gambar : A = {G} ; n(A) = 1 , Jadi,
peluang munculnya gambar adalah P(B) = = ·
Kiasaran nilai peluang Jika S adalah suatu ruang contoh dari suatu
percobaan, E adalah suatu kejadian, dan P adalah suatu fungsi peluang, maka
P(E) adalah peluang kejadian E yang bernilai nyata jika memenuhi tiga sifat
berikut :
1.
0
P(E) 1, untuk setiap E
2.
P(S)
= 1
3.
P(E
1 E2) = P(E 1) + P (E2), untuk E1 dan E2 dan kejadian yang lepas atau E 1 E2 =
0
Contoh :
Pada percobaan melempar dua dadu bersama-sama, berapakah peluang
mendapatkan :
a.
Jumlah
kedua mata dadu 9
b.
Jumlah
kedua mata dadu 6?
Jawab ;
a.
Jika
kejadian A = {jumlah mata dadu 9} maka, A = {(6,3), (5,4),(4,5), (3,6)} n(A) =
4 p(A) = =
b.
Jika
kejadian B = {jumlah mata dadu 6} maka, B = {(5,1),(4,2), (3,3),(2,4), (1,5)}
n(B) = 5 , P(B) =
B.
Frekuensi
Harapan Frekuensi harapan adalah hasil kali peluang kejadian dengan banyaknya
percobaan. F(E) = P(E).n Contoh : Sekeping uang logam dilemparkan 30 kali, maka
frekuensi harapan muncul gambar adalah ? Jawab : F(G) = .30 = 15 kali
C.
Kaidah
Pencacahan Jika suatu himpunan A memuat r dan himpunan B memuat s elemen maka A
B adalah suatu himpunan yang memuat r s elemen, dimana r s elemen memuat
pasangan berurut (a;b) dengan a dan b B. Misalnya A = {1,3,5} dan B = {x,y}
maka A B = {(1 . n (A) = 3, n (B) = 2, n (A ).Ilustrasi diatas menunjukkan
bahwa М jika peristiwa pertama dapat diilakukan dengan n cara yang berbeda dan
kemudian dilanjutkan dengan peristiwa kedua yang dapat dilakukan dengan m cara
berbeda maka, kedua peristiwa itu dapat dilakukan secara bersama-sama dengan n
cara yang berbeda Н
Contoh ; Seseorang mempunyai 4 kaos dan 3 celana. Dengan beberapa
pasangan yang berbeda, dia dapat memakai kaos dan celana tersebut ? Jawab ; Ia
dapat memakai kaos dengan 4 cara, ia dapat memakai celana dengan 3 cara.
Maka ia dapat memakai kaos dan celana yang berbeda sebanyak 4 3 = 12 cara.
Maka ia dapat memakai kaos dan celana yang berbeda sebanyak 4 3 = 12 cara.
D.
Permutasi
Permutasi dari sekumpulan unsur-unsur suatu himpunan adalah susunan berurutan
dari semua atau sebagian unsur-unsur himpunan itu dengan memperhatikan
urutannya. Jadi : AB BA,PQ QR, 12 21, dsb.
1.
Notasi
Faktorial n ! (n faktorial) adalah perkalian bilangan asli dari 1 sampai n,
yaitu 1 atau n . Dalam hal ini didefinisikan = 1! = 1 dan 0! = 1 jadi, n ! =
n(n-1)(n-2)Ц3
Contoh ; Carilah nilai dari, a) 5! , b), c) Jawab ; a) 5! = 5.4.3.2.1 = 120 b) = = 6 c) = = 56
Contoh ; Carilah nilai dari, a) 5! , b), c) Jawab ; a) 5! = 5.4.3.2.1 = 120 b) = = 6 c) = = 56
2.
Permutasi
dari unsur yang berbeda · 6P3 = = = 120 · 7P2 = = = 42 Dari contoh soal diatas,
maka dapat didefinisikan bahwa : permutasi МrН unsur yang diambil М Н unsur
yang tersedia adalah susunan dari r unsur dengan satu urutan, dan ditulis
dengan notasi P atau P atau P.
3.
Permutasi
dari unsur yang sama· Berapa banyak susunan huruf-huruf yang berbeda yang dapat
disusun dari huruf-huruf pada kata : o SSST B Huruf-huruf dari SSST dapat
disusun berbeda : SSST,SSTS, STSS,TSSS Jadi, ada 4 macam susunan yang berbeda.
ATAU B P = = = 4macam susunan
4.
Permutasi
Siklis (Permutasi melingkar) Secara umum banyaknya permutasi siklis dari n
obyek adalah (n-1)!
Contoh ; Dengan berapa cara 9 kue yg berbeda dapat diisusun melingkar diatas sebuah meja ? Jawab ; P = (9-1)! = 8! = 8.7.6.5.4.3.2.1 = 40.320
Contoh ; Dengan berapa cara 9 kue yg berbeda dapat diisusun melingkar diatas sebuah meja ? Jawab ; P = (9-1)! = 8! = 8.7.6.5.4.3.2.1 = 40.320
E.
Kombinasi
Kombinasi adalah susunan beberapa unsur yang diambil dari sebagian atau semua
unsur suatu himpunan tanpa memperhatikan urutannya. Banyaknya kombinasii dari n
unsur diambil r unsur dengan r unsure dengan r n C (n,r) Contoh : Diketahui
himpunan A = {1,2,3,4,5} Berapa himpunan bagian dari A yang terdiri atas 3
unsur ? Jawab : C (5,3) = = = = 10
F.
Ekspansi
Binominal Secara umum untuk sembarang bunominal (a+b) dan bilangan asli n dapat
diperoleh : (a+b) n = C (n,o) a n + C(n,1) a n-1 b + C(n,2) a n-2 b2 + Ц +
C(n,n) b n = an-r br Bentuk rumus ruas kanan diatas dinamakan ekspansi
binominal atau binomium Newton. Rumus binomium newton : (a+b) n = an-r br
Contoh : Carilah koefisien dari suku ke-7 pada (4x-y 3)9 !
Jawab : n = 9, a = 4x, b = -y 3, r = (7- 1) = 6 suku ke-7 : C (9,6) (4x) 9-6 (- y3)6 = 64x 3y18 = 64x3y18 = 5.376 x 3y18 Jadi, koefisien suku ke-7 adalah 5.376
Contoh : Carilah koefisien dari suku ke-7 pada (4x-y 3)9 !
Jawab : n = 9, a = 4x, b = -y 3, r = (7- 1) = 6 suku ke-7 : C (9,6) (4x) 9-6 (- y3)6 = 64x 3y18 = 64x3y18 = 5.376 x 3y18 Jadi, koefisien suku ke-7 adalah 5.376
G.
Ruang
sample dari suatu percobaan akan berbeda-beda tergantung pada tujuan percobaan
tersebut atau tergantung pada hasil yang diamati. Contoh : Pada percobaan
melemparkan dua mata logam bersama-sama, dimana sisi-sisi uang logam adalah
gambar (G) dan angka (A).
Tuliskan : (i) ruang sampel sisi logam (ii) ruang sampel sisi gambar Jawab : (i) Ruang sampel sisi uang logam yang muncul yaitu : S1 = {(A,A);(A,G);(G,A); (G,G)} atau {AA, AG, GA, GG} (ii) Jika yang diamati adalah munculnya sisi gambar maka ruang sampelnya :
S 2 = {0, 1,2} Unsur 0 menyatakan tidak ada gambar yang muncul, Unsur 1 menyatakan sebuah gambar yang muncul, dan Unsur 2 menyatakan dua gambar yang muncul pada kedua sisi uang logam
Tuliskan : (i) ruang sampel sisi logam (ii) ruang sampel sisi gambar Jawab : (i) Ruang sampel sisi uang logam yang muncul yaitu : S1 = {(A,A);(A,G);(G,A); (G,G)} atau {AA, AG, GA, GG} (ii) Jika yang diamati adalah munculnya sisi gambar maka ruang sampelnya :
S 2 = {0, 1,2} Unsur 0 menyatakan tidak ada gambar yang muncul, Unsur 1 menyatakan sebuah gambar yang muncul, dan Unsur 2 menyatakan dua gambar yang muncul pada kedua sisi uang logam
H.
Kejadian
Majemuk Kejadian majemuk
Kejadian
Majemuk Kejadian majemukadalah kejadian yang dibentuk dari menggabungkan dua
atau lebih kejadian sederhana.
1.
Dua
kejadian saling lepas Jika A dan B adalah dua kejadian dalam ruang sampel S,
maka peluang gabungan kejadian A dan B adalah : P (A B) = P(A) + P(B) Г P (A B)
Jika suatu kejadian A dan B tidak bersekutu maka kita katakan dua kejadian
terebut adalah saling lepas. Untuk kejadian yang saling lepas (saling
asing/saling eksklusif), maka P(A B) = P ( ) = 0 Jika A dan B dua kejadian
saling lepas, maka P(A B) = P(A) + P(B)
Contoh : Pada pengambilan satu kartu secara acak dari 1 set kartu bridge, berapa peluang mendapatkan artu as atau king?
Jawab : Misalkan, A kejadian mendapatkan As dan B kejadian mendapatkan king, maka A B tidak mungkin terjadi .
Jadi, P(A B) = P(A) + P(B) = + =
Contoh : Pada pengambilan satu kartu secara acak dari 1 set kartu bridge, berapa peluang mendapatkan artu as atau king?
Jawab : Misalkan, A kejadian mendapatkan As dan B kejadian mendapatkan king, maka A B tidak mungkin terjadi .
Jadi, P(A B) = P(A) + P(B) = + =
2.
Dua
Kejadian Saling Bebas
a.
Bola
pertama dikembalikan sebelum bola kedua diambil. Jika E 1 dan E 2 adalah dua
kejadian dengan syarat bahwa peluang bagi kejadian : E1 tidak mempengaruhi
kejadian E 2, maka E 1 dan E 2 disebut sebagai kajadian-kejadian saling bebas.
Dan berlaku rumus P(E 1 E2) = P (E1).P(E 2)
b.
Bola
pertama tidak dikembalikan sebelum bola kedua diambil Jika E 1 dan E 2 adalah
dua kejadian dengan syarat bahwa peluang kejadian E 1 akan mempengaruhi
kejadian E 2, maka E 1 dan E 2 disebut sebagai Мkejadian BersayaratН.
Tidak saling bebas Dan berlaku rumus : P(E 1 E2) = P (E1).P(E 2/E1) · P(E 2/E1) dibaca peluang kejadian E2 dengan syarat E1 telah terjadi Contoh : Sebuah dadu isi enam dilambungkan dua kali. Berapakah peluang bahwa nomor yg muncul pada lemparan pertama adalah due dan nomor yang muncul pada lemparan kedua lebih dari dua ?
Jawab : S = {1,2,3,4,5,6} maka n (S) = 6 Misalkan E 1 = {kejadian nomor 2 muncul pada lemparan pertama} E1 = {2} B n (E2) = 4 Maka : P(E 1) = = dan P (E2) = = = Karena kejadian E 1 dan E2 saling bebas, maka : P(E 1 E2) = P(E 1).P (E2) =
Contoh 2 : Sebuah tas berisi 5 bola hitam dan 3 bola putih. Diambil secara acak dua kali berturut-turut masing-masing satu bola, tanpa pengembalian. Berapa peluang mendapatkan keduanya bola putih?
Jawab: Jika A kejadian mendapatkan bola putih pada pengambilan pertama. Maka kejadian B pada pengambilan kedua tidak saling bebas terhadap A, sebab tanpa pengembalian.
Jadi, B terjadi dengan syarat A telah terjadi, maka P(A) = = dan P(B/A) = = Karena, kejadian A dan B tidak saling bebas, maka : P(A B) = P(A).P(B/A) = . = Jadi, peluang mendapatkan keduanya bola putih adalah
Tidak saling bebas Dan berlaku rumus : P(E 1 E2) = P (E1).P(E 2/E1) · P(E 2/E1) dibaca peluang kejadian E2 dengan syarat E1 telah terjadi Contoh : Sebuah dadu isi enam dilambungkan dua kali. Berapakah peluang bahwa nomor yg muncul pada lemparan pertama adalah due dan nomor yang muncul pada lemparan kedua lebih dari dua ?
Jawab : S = {1,2,3,4,5,6} maka n (S) = 6 Misalkan E 1 = {kejadian nomor 2 muncul pada lemparan pertama} E1 = {2} B n (E2) = 4 Maka : P(E 1) = = dan P (E2) = = = Karena kejadian E 1 dan E2 saling bebas, maka : P(E 1 E2) = P(E 1).P (E2) =
Contoh 2 : Sebuah tas berisi 5 bola hitam dan 3 bola putih. Diambil secara acak dua kali berturut-turut masing-masing satu bola, tanpa pengembalian. Berapa peluang mendapatkan keduanya bola putih?
Jawab: Jika A kejadian mendapatkan bola putih pada pengambilan pertama. Maka kejadian B pada pengambilan kedua tidak saling bebas terhadap A, sebab tanpa pengembalian.
Jadi, B terjadi dengan syarat A telah terjadi, maka P(A) = = dan P(B/A) = = Karena, kejadian A dan B tidak saling bebas, maka : P(A B) = P(A).P(B/A) = . = Jadi, peluang mendapatkan keduanya bola putih adalah
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Didalam makalah ini kita dapat
mempelajari matematika tentang peluang. Pada bab peluang, materinya meliputi
kaidah pencacahan, permutasi,kombinasi, ekspansi binominal, ruang sampel,
peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian majemuk.
Permutasi adalah susunan yang
berbeda yang dapat dibentuk dari n unsur yang diambil dari n unsur atau sabagai
unsur. Kombinasi adalah susunan beberapa unsur yang diambil dari sebagian atau
semua unsur suatu himpunan tanpa memperhatikan urutannya. Ruang sampel adalah himpunan
yang memuat semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Peluang kejadiaan
adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Frekuensi harapan adalah hasil kali
peluang kejadian dengan gabungkan dua atau lebuh kejadian sederhana.
Sifat-sifat peluang, misalnya S
suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel S.
a.
Jika
A = Ø maka P (A) = O
b.
Nilai
peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A) ≤ 1).
c.
Jika
S ruang sampel maka P (S) = 1.
B.
Penutup
Demikian makalah yang dapat penulis susun,
penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu,
keterbatasaan ini kiranya akan dapat diminimalis dengan partisipasi pembaca
untuk memberikan saran dan kritik yang kinstruktif agar makalah kedepan dapat
lebih baik
No comments:
Post a Comment