Thursday, November 2, 2017

MAKALAH filsafat PENGERTIAN, MACAM-MACAM DAN TOKOH - TOKOH RASIONALISME



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
            Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolostik) yang pernah diterima,tetapi ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang ditanam Aristoteles dalam pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh khayalan-khayalan. Descartes menginginkan cara yang baru dalam berpikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan.  
Aliran nasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran ini suatu pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Aliran ini juga mempunyai pandangan atau berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Akal budi (rasio) sebagai sumber pengetahuan mendahului atau unggul atas dan bebas terlepas dari pengamatan indrawi.

2.      Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Rasionalisme?
2.      Apakah Macam –macam Aliran Rasonalisme?
3.      Siapakah tokoh-tokoh Aliran Rasionalisme?

4.      Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui pengetahui pengertian Rasionalisme dan
peran Rasionalisme sebagai pengetahuan deduktif.

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Rasionalisme
Secara etimologi rasionalisme berasal dari kata bahasa inggris rasionalism. Kata ini berasal dari kata bahasa latin ratio yang berarti “akal”. A.R. leacey7 menambahkan bahwa berdasarkan akar katanya rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (raeson) adalah alat terpenting dalam memperoleh dan mengetes pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam menglami objek empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika.[1]
Tidaklah mudah untuk membuat definisi tentang rasionalisme sebagai suatu metode memperoleh pengetahuan. Rasionalisme pendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak didalam ide kita, dan bukannya didalam diri kurang sesuatu. Jika kebenaran bermakna sebagai mempunyai ide yang sesuai dengan aytau yang menunjukkan kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada didalam pikiran kita dan hanya dapat di peroleh dengan akal budi saja.[2]
2.      Macam-macam Aliran Rasionalisme
 Dalam aliran rasionalisme ada dua macam bidang, yaitu:
a.      Bidang agama
      Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dan    biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama.
b.    Bidang filsafat
Sementara dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme dan terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme, rasionalisme berpendapat bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang dari penemuan akal. [3]
3.      Tokoh-tokoh dalam Rasionalisme
a. Rene Descartes (1596-1650)
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650) yang disebut Bapak filsafat medern. Ia mengatakan, bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya, harus disusun oleh satu orang,sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut atu metode yang umum. Beliau berpendapat sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Descartes ingin mencapai kepastian. Jika orang ragu-ragu, tampklah ia berfikir, sehingga ia akan tampak dengan segera adanya sebab dari proses berfikir tersebut. Oleh karena itu ,dari metode keraguan ini, muncullah kepastian tentang eksistensi dirinya.Itulah yang kemudian dirumuskan dengan “cogito ergo sum” (karena saya berfikir maka saya ada).[4]
Descartes, Bapak rasionalisme kontinental, berusaha menemukan suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan yang darinya dengan memakai metode deduktif dapat disimpulkan semua pengetahuan kita. Ia yakin bahwa kebenaran-kenaran semacam itu ada dan bahwa kebenaran-kebenarn tersebut dikenal dengan cahaya yang terang dan akal budi sebagai hal-hal yang diragukan.
Secara demikian akal budi dipahamkan sebagai berikut:
a.                  Sejenis perantara khusus yang dengan perantara tersebut dapat dikenal          kebanaran dan lain sebagainya.
b.                  Suatu teknik deduktif yang dengan memakai teknik tersebut dapat ditemukan kebenaran-kebenaran artinya, dengan melakukan penalaran. 
Dengan memberikan tekanan pada metode deduktif ini, seorang penganut rasionalisme tentu mengakui bahwa kebenaran-kebenaran yang dikandung oleh kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh sama banyaknya dengan kebenaran-kebenaran yang dikandung oleh premis- premis yang mengakibatkan kesimpulan-kesimpulan tersebut. Karena itu jika kita menginginkan agar kesimpulan-kesimpulan itu berupa pengetahuan, maka prmis-premis haruslah benar secara mutlak. Demikianlah seorang pengikut rasionalisme mempunyai suatu cara untuk memperoleh kebenaran-kebenaran yang harus dikenalkannya, bahkan sebelum adanya pengalaman. Bagi descartes, kebenaran-kebenaran apriori ini dikenal oleh suatu sifatnya yang terang dan tegas.
                                    Dapatlah dikatakan, bagi seorang penganut rasionalisme, pengetahuan diperoleh melalui kegiatan akal pikiran atau akal budi ketika akal menangkap berbagai hal yang dihadapinya pada masa hidup seseorang. Selain itu dalam hal ini tidak ada penyimpulan yang begitu saja terjadi mengenai kedudukan ontologis dari sesuatu yang diketahui. Seperti halnya pengalaman, orang mengatakan bahwa apa yang di alami tentu mempunyai hakikat yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang alat indrawi. Begitu pula halnya dengan akal, terdapat ketentuan bahwa apa yang diketahui pasti dalam hal tertentu. Memepunyai hakekat yang sedemikian rupa sehinggha dapat diketahui oleh akal.   
                        b.Spinoza (1632-1677 M)
Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677 M.  Barangkali spinoza-lah orang yang paling baik dalam memberikan gambaran tentang apa yang dipikirkan oleh orang yang menganut rasionalisme. Ia berusaha menyusun suatu sistem filsafat yang menyerupai sistem ilmu ukur. Seperti halnya orang-orang yunani, spinoza mengatakan bahwa dalil-dalil ilmu ukur merupakan kebenaran-kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi. Artinya, spinoza yakin bahwa jika seseorang memehami makna yang dikandung oleh pernyataan “suatu garis lurus merupakan jarak terdekat diantara dua buah titik.” Maka kita mau tidak mau menakui kebenaran pernyataan tersebut.
Menurut Spinoza, tidak perlu ada bahan-bahan bukti yang lain kecuali makna yang lain kecuali makna yang di kandung oleh kata-kata yang dipergunakan. Spinoza menetapkan definisi-definisi tentang berbagai istilah seperti subtansi dan dan sebab bagi dirinya sendiri, dan sebagainya, dan juga berbagai dalil yang semua itu, dipandang sebagai kebenaran-kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi, dan dari kebenaran-kebenaran tersebut, ia berusaha menyimpulkan kebenaran yang lain mengenai kenyataan,Tuhan, manusia dan kebaikan.[5]



BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh dan mengetes pengetahuan. Di dalam aliran rasionalisme ada dua bidang agama dan filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dan biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama. Sementara dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme dan terutama berguna bagi teori kehidupan.
Yang melatar belakangi munculnya aliran rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional yang pernah diterima, tetapi ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil ilmu yang dihadapi.
Dengan memberikan tekanan pada pengetahuan deduktif seorang penganut rasionalisme tentu mengakui bahwa kebenaran-kebenaran yang dikandung oleh kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh sama banyaknya dengan kebenaran-kebenaran yang dikandung dalam premis-premis yang mengakibatkan kesimpulan-kesimpulan tersebut.
Seorang penganut rasionalisme,pengetahuan diperoleh melalui kegiatan akal pikiran atau akal budi ketika akal menanggapi berbagai hal yang dihadapinya pada masa hidup seseorang.
2.      Saran
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna. Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Untuk kesempurnaan makalah ini, dengan meningkatnya wawasan dalam pengetahuan kita tentang filsafat umum khususnys rasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA

KATTOSFF, Louis O.2004.,Pengantar Filsafat .Banteng: Tiara wacana yogya.
Muzairi.M.Ag. 2009. Filsafat Umum.Yogyakarta: Teras,




[1] https:// atibilombok.blogspot.co,id/2014/07/makalah-filsafat-pengertian.html?m=1. Diakses pada tanggal 15     Oktober 2017
[2] Louis.O.Kattsoff,Pengantar Filsafat,(Yogyakarta : Tiara wacana Yogya, 2004) hlm. 135
[3]
[4] Muzairi.M.Ag, Filsafat Umum, (Yogyakarta: Teras,2009),hlm.132
[5] Ibid.

No comments:

Post a Comment