KARAKTERISTIK KHAS SUKU
JAWA MENURUT TINJAUAN ANTROPOLOGIS
Dosen
Pengampu :
Dr.A.zaenurrosyid,SHI.MA
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Islam
dan Budaya Lokal
DISUSUN
OLEH :
1. Nafi’atun Ni’mah (17.22.00126)
FAKULITAS SYARI’AH
MANAJEMEN ZAKAT WAKAF
INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH
PATI
Tahun Akademik
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Masyarakat Jawa secara antropologi budaya adalah orang-orang yang
dalam kesehariannya menggunakan bahasa Jawa dengan berbagai ragam bahasa secara
turun-temurun. Hal yang dapat dilihat pada ciri-ciri masyarakat Jawa secara
keseluruhan. Sistem hidup masyarakat Jawa tergambar dalam kekerabatan
masyarakat Jawa(Amin,2000).
Kehidupan orang Jawa takluput dari kehidupan sosial dan budaya yang memiliki corak yang beragam. Kehidupan
sosial dan budaya orang Jawa dipengaruhi oleh kebiasaan kerajaan
Hindu-Budha,sampai kerajaanIslam. Sehingga menjadi kebudayaan yang khas
dibanding dengan kebudayaan yang lain. Pada awalnya masyarakat Jawa menganut
ajaran nenek moyang,yaitu keperrcayaan dinamisme dan animisme.
Salah satu budaya yang dilestarikan oleh keluarga Jawa adalah
menjalankan empat keutamaan tata krama keluarga Jawa,1.Bersikap sesuai derajat
masing-masing pihak dan saling menghormati kedudukan masing-masing.
2.Menyatakan sesuatu secara langsung melalui sanepo atau kiasan. 3.Bersikap
menghormati hal-hal yang bersifat pribadi. 4.Menghindari ucapan atau sikap
kasar atau melawan secara langsung.(rachim dan Nashori,2007).
Dalam pandangan masyarakat Jawa,watak,perbuatan dan kepribadian
dipengaruhi oleh pergaulan,atau sebagai akibat dari komunikasi dengan orang
lain. Maka dari itu orang Jawa hati-hati memilih teman pergaulan.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang menjadi ciri khas orang Jawa?
2.Apa yang dimaksud sifat feodalistik?
3.Mengapa orang Jawa mempunyai sifat ambigu?
C.TUJUAN
Untuk mengetahui karakteristik orang Jawa yang mempunyai ciri khas
yang berbeda dengan yang lain. Selain karakter yang berbeda manusia Jawa juga
mempunyai logat yang unik dan berbeda. Dengan membaca makalah ini semoga kita
bisa memahami bagaimana kehidupan masyarakt jawa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Karakteristik atau sifat suku jawa menurut tinjauan antropologi
Secara Antropologi budaya manusia jawa adalah orang yang dalam
hidup seharinya menggunakan bahasa Jawa dengan berbagai ragam dialeknya secara
turun-temurun. Masyarakat Jawa adalah mereka yang tinggal di Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Yang menjadi ciri khas manusia Jawa adalah kehidupan sosial dan
budaya yang dipengaruhi oleh sisa kebiasaan kehidupan kerajaan Hindu-Budha
sampai dengan kerajaan islam. Dalam pandangan masyarakat Jawa watak,perbuatan
atau kepribadian seseorang dipengaruhi oleh pergaulan atau sebagai akibat dari
komunikasi dengan orang lain. Orang Jawa dikenal sebagai stereotip sebagai suku
bangsa yang berpanampilan halus dan sopan. Ciri khas yang dimiliki orang Jawa
adalah menggunakan bahasa jawa dalam kesehariannya(Yana,2010).
Selain dari segi bahasa,orang Jawa memiliki kearifan dalam
berperilaku yang disebut dengan ungkapan adigung,adigang,adiguna. Ungkapan
tersebut berisi nasihat,agar seseorang bertindak tidak berwatak angkuh atau
sombong sebagaimana watak binatang dan tumbuh menjadi orang yang arif dan
bijaksana(Albi,2010). Tradisi dan budaya Jawa tidak hanya memberikan warna
dalam kehidupan berbahasa sehari-hari tetapi juga berpengaruh dalam keyakinan
dan praktek keagamaan. Masyarakat jawa yang mayoritas beragama islam hingga
sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya,meskipun terkadang
tradisi dan budaya itu bertentangan dengan ajaran-ajaran islam.
Islam sebagai budaya masyarakat Jawa melalui tiga varian:
a.Abangan,istilah ini didefinisikan oleh Greetz sebagai teologi dan
ideologi orang Jawa yang memadukan atau mengintegrasikan unsur-unsur
animistik,Hindu dan Islam. Kelompok sosial dalam berbagai kepercayaan
masyarakat Jawa terhadap berbagai jenis makhluk hidup.
b. Santri,Greetz mendenifisikan santri sebagai orang islam yang
taat pada ajaran-ajaran atau doktrin agama dan menjalankannya secara taat
berdasarkan tuntunan yang diberikan agama.
Santri ini dibagi menjadi dua:
·
Santri konservasi atau santri kolot
Kelompok santri ini adalah kelompok santri yang cenderung bersikap
toleran terhadap berbagai praktek keagamaan setempat yang merupakan warisan
nenek moyang,seperti tradisi selametan.
·
Santri modern,mereka yang cinderung meninggalkan ritualitas.
c. Priyayi,adalah sekelompok orang yang mempunyai garis keturunan
bangsawan atau darah biru.orang ini biyasanya mempunyai kaitan langsung dengan
raja-raja Jawa dahulu.ungkapan ini didefinisikan oleh Geertz
B. sikap feodalistik masyarakat Jawa
Sikap feodalistik yang ada dalam masyarakat Jawa berasal dari corak
kehidupan masyarakat kota Yogyakarta dan Solo sebagai ibukota kerajaan dari
Ngayogyakarto Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat.
Feodalisme adalah suatu sikap mental attitude terhadap sesama
dengan sikap khusus karena adanya perbedaan dalam usia atau kedudukan. Dalam
hal bahasa yaitu adanya perbadaan sikap atau tutur kata yang dipergunakan pada
perbedaan usia dan status sosial mereka. Dalam mengahadapi seseorang yang lebih
tua,orang Jawa menggunakan kata-kata yang halus. Di Jawa disebut dengan kromo
inggil,dibanding saat menghadapi seseorang yang lebih muda atau sebaya.
Dalam hal perilaku,terdapat juga perbedaan yang juga dipengaruhi oleh adanya
perbedaan,baik usia maupun status sosial. Dalam realita sikap feodalistik
tersebut,salah satu kelemahan yang muncul adalah bahwa dalam suasana kerja akan
sukar untuk membuahkan suatu hasil yang positif,sebab tak pernah diketahui
dengan pasti situasi yang sebenarnya mengenai suatu proyek atau usaha.
Pola kerja orang Jawa yang seperti itu sulit diberantas dan
diperbarui dengan sistem kerja yang lebih rasional. Mentalitas feodal semacam
itu jelas bisa menjadi penghalang bagi kelancaran sebuah proyek atau usaha
apapun yang dilakukan didalam masyarakat Jawa.
C.Sikap fatalistik
Sikap fatalistik
artinya pasrah,karena orang Jawa beranggapan bahwa hidup ini hanya sebantar
saja,diibaratkan “mamper ngombe”. Sehingga hal-hal yang ada didunia ini jangan
dianggap sesuatu yang dicapai mati-matian.
D. Tepo sliro
Tepo sliro adalah suatu sikap orang jawa yang berusaha menempatkan
diri dalam kebiasaan orang lain hingga dapat mengerti mengapa orang lain sampai
dapat melakukan perbuatan tertentu.
E. Budi luhur
Budi luhur dapat
dicapai dengan penjelasan antara akal dan rasa. Antara jasmani dan
rohani,antara teori dan pengalaman,antara dunia dan akhirat.
F. Wayang Jawa
Wayang adalah
sebuah seni pertunjukan Indonesia yang berkambang pesat dan telah diakui oleh
dunia karena keunikannya.wayang sudah hadir semenjak 1500 tahun sebelum
masehi.wayang lahir dari para cindekian nenek moyang suku Jawa di masa
silam.wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam
upacara-upacara adat Jawa.Keberadaan wayang dianggap sebagai identitas simbolik
manusia Jawa.dalam berbagai lakon dari tokohnya memuat dan berperan sebagai
nilai edukatif sekaligus dapat dijadikan tuntutan maupun tontonan masyarakat.
Di Jawa ada yang disebut wayang wong,artinya salah satu wayang yang diperankan
langsung oleh manusia.ada juga wayang topeng,yang diperankan oleh orang
menggunakan topeng.wayamh tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan
tari-tarian.
G. Sifat ambigu
Irawan dalam
Animal Ambiguitas:161(jalasuta,2008) mengatakan bahwa Ambigu adalah kata siafat
yang artinya lebih dari satu,sehingga
kadang-kadang menimbulkan keraguan,kekaburan,ketidakjelasan,bermakna ganda.
KESIMPULAN
Kehidupan masyarakat Jawa memiliki budaya dan bahasa yang
beragam.salah satu budaya yang dilestarikan oleh masyarakat jawa adalah wayang.bahasa
masyarakat Jawa pun beragam,seperti kromo inggil,ngoko dan lain-lain.dalam
pandangan masyarakat jawa watak perbuatan dan kepribadian di pengaruhi oleh
pergaualan. Maka orang jawa sangat berhati-hati dalam memilih pergaulan
sehari-hari.orang Jawa yang mayoritas masyarakatnya adalah orang islam,sulit
untuk merubah kebiasaan yang sudah dijalankan selama ini,seprti
slametan,tahlilan dan riyual-ritual lainnya. Masyarakat Jawa juga mempunyai
sifat dan krakteristik yang unik,antara lain adalah sifat feodalistik yang
artinya mental attitude,sifat fatalistik yaitu pasrah,tepo sliro yang artinya
menempatkan diri,dan budi luhur.
Sumbernya dong om, biar ane enak kalo mau copy 😂
ReplyDelete