Wednesday, October 18, 2017

KARAKTERISTIK KHAS SUKU JAWA MENURUT TINJAUAN ANTROPOLOGIS



KARAKTERISTIK KHAS SUKU JAWA MENURUT TINJAUAN ANTROPOLOGIS
Dosen Pengampu :
Dr.A.zaenurrosyid,SHI.MA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Islam dan Budaya Lokal


DISUSUN OLEH :
1.      Nafi’atun Ni’mah (17.22.00126)
FAKULITAS SYARI’AH
MANAJEMEN ZAKAT WAKAF
INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH
PATI
Tahun Akademik 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Masyarakat Jawa secara antropologi budaya adalah orang-orang yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa Jawa dengan berbagai ragam bahasa secara turun-temurun. Hal yang dapat dilihat pada ciri-ciri masyarakat Jawa secara keseluruhan. Sistem hidup masyarakat Jawa tergambar dalam kekerabatan masyarakat Jawa(Amin,2000).
Kehidupan orang Jawa takluput dari kehidupan sosial dan budaya  yang memiliki corak yang beragam. Kehidupan sosial dan budaya orang Jawa dipengaruhi oleh kebiasaan kerajaan Hindu-Budha,sampai kerajaanIslam. Sehingga menjadi kebudayaan yang khas dibanding dengan kebudayaan yang lain. Pada awalnya masyarakat Jawa menganut ajaran nenek moyang,yaitu keperrcayaan dinamisme dan animisme.
Salah satu budaya yang dilestarikan oleh keluarga Jawa adalah menjalankan empat keutamaan tata krama keluarga Jawa,1.Bersikap sesuai derajat masing-masing pihak dan saling menghormati kedudukan masing-masing. 2.Menyatakan sesuatu secara langsung melalui sanepo atau kiasan. 3.Bersikap menghormati hal-hal yang bersifat pribadi. 4.Menghindari ucapan atau sikap kasar atau melawan secara langsung.(rachim dan Nashori,2007).
Dalam pandangan masyarakat Jawa,watak,perbuatan dan kepribadian dipengaruhi oleh pergaulan,atau sebagai akibat dari komunikasi dengan orang lain. Maka dari itu orang Jawa hati-hati memilih teman pergaulan.


B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang menjadi ciri khas orang Jawa?
2.Apa yang dimaksud sifat feodalistik?
3.Mengapa orang Jawa mempunyai sifat ambigu?
C.TUJUAN
Untuk mengetahui karakteristik orang Jawa yang mempunyai ciri khas yang berbeda dengan yang lain. Selain karakter yang berbeda manusia Jawa juga mempunyai logat yang unik dan berbeda. Dengan membaca makalah ini semoga kita bisa memahami bagaimana kehidupan masyarakt jawa.



BAB II
PEMBAHASAN
A.Karakteristik atau sifat suku jawa menurut tinjauan antropologi
Secara Antropologi budaya manusia jawa adalah orang yang dalam hidup seharinya menggunakan bahasa Jawa dengan berbagai ragam dialeknya secara turun-temurun. Masyarakat Jawa adalah mereka yang tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yang menjadi ciri khas manusia Jawa adalah kehidupan sosial dan budaya yang dipengaruhi oleh sisa kebiasaan kehidupan kerajaan Hindu-Budha sampai dengan kerajaan islam. Dalam pandangan masyarakat Jawa watak,perbuatan atau kepribadian seseorang dipengaruhi oleh pergaulan atau sebagai akibat dari komunikasi dengan orang lain. Orang Jawa dikenal sebagai stereotip sebagai suku bangsa yang berpanampilan halus dan sopan. Ciri khas yang dimiliki orang Jawa adalah menggunakan bahasa jawa dalam kesehariannya(Yana,2010).
Selain dari segi bahasa,orang Jawa memiliki kearifan dalam berperilaku yang disebut dengan ungkapan adigung,adigang,adiguna. Ungkapan tersebut berisi nasihat,agar seseorang bertindak tidak berwatak angkuh atau sombong sebagaimana watak binatang dan tumbuh menjadi orang yang arif dan bijaksana(Albi,2010). Tradisi dan budaya Jawa tidak hanya memberikan warna dalam kehidupan berbahasa sehari-hari tetapi juga berpengaruh dalam keyakinan dan praktek keagamaan. Masyarakat jawa yang mayoritas beragama islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Jawanya,meskipun terkadang tradisi dan budaya itu bertentangan dengan ajaran-ajaran islam.
Islam sebagai budaya masyarakat Jawa melalui tiga varian:
a.Abangan,istilah ini didefinisikan oleh Greetz sebagai teologi dan ideologi orang Jawa yang memadukan atau mengintegrasikan unsur-unsur animistik,Hindu dan Islam. Kelompok sosial dalam berbagai kepercayaan masyarakat Jawa terhadap berbagai jenis makhluk hidup.
b. Santri,Greetz mendenifisikan santri sebagai orang islam yang taat pada ajaran-ajaran atau doktrin agama dan menjalankannya secara taat berdasarkan tuntunan yang diberikan agama.
Santri ini dibagi menjadi dua:
·         Santri konservasi atau santri kolot
Kelompok santri ini adalah kelompok santri yang cenderung bersikap toleran terhadap berbagai praktek keagamaan setempat yang merupakan warisan nenek moyang,seperti tradisi selametan.
·         Santri modern,mereka yang cinderung meninggalkan ritualitas.
c. Priyayi,adalah sekelompok orang yang mempunyai garis keturunan bangsawan atau darah biru.orang ini biyasanya mempunyai kaitan langsung dengan raja-raja Jawa dahulu.ungkapan ini didefinisikan oleh Geertz
B. sikap feodalistik masyarakat Jawa
Sikap feodalistik yang ada dalam masyarakat Jawa berasal dari corak kehidupan masyarakat kota Yogyakarta dan Solo sebagai ibukota kerajaan dari Ngayogyakarto Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat.
Feodalisme adalah suatu sikap mental attitude terhadap sesama dengan sikap khusus karena adanya perbedaan dalam usia atau kedudukan. Dalam hal bahasa yaitu adanya perbadaan sikap atau tutur kata yang dipergunakan pada perbedaan usia dan status sosial mereka. Dalam mengahadapi seseorang yang lebih tua,orang Jawa menggunakan kata-kata yang halus. Di Jawa disebut dengan kromo inggil,dibanding saat menghadapi seseorang yang lebih muda atau sebaya. Dalam hal perilaku,terdapat juga perbedaan yang juga dipengaruhi oleh adanya perbedaan,baik usia maupun status sosial. Dalam realita sikap feodalistik tersebut,salah satu kelemahan yang muncul adalah bahwa dalam suasana kerja akan sukar untuk membuahkan suatu hasil yang positif,sebab tak pernah diketahui dengan pasti situasi yang sebenarnya mengenai suatu proyek atau usaha.
Pola kerja orang Jawa yang seperti itu sulit diberantas dan diperbarui dengan sistem kerja yang lebih rasional. Mentalitas feodal semacam itu jelas bisa menjadi penghalang bagi kelancaran sebuah proyek atau usaha apapun yang dilakukan didalam masyarakat Jawa.
C.Sikap fatalistik
            Sikap fatalistik artinya pasrah,karena orang Jawa beranggapan bahwa hidup ini hanya sebantar saja,diibaratkan “mamper ngombe”. Sehingga hal-hal yang ada didunia ini jangan dianggap sesuatu yang dicapai mati-matian.
D. Tepo sliro
Tepo sliro adalah suatu sikap orang jawa yang berusaha menempatkan diri dalam kebiasaan orang lain hingga dapat mengerti mengapa orang lain sampai dapat melakukan perbuatan tertentu.
E. Budi luhur
            Budi luhur dapat dicapai dengan penjelasan antara akal dan rasa. Antara jasmani dan rohani,antara teori dan pengalaman,antara dunia dan akhirat.
F. Wayang Jawa
            Wayang adalah sebuah seni pertunjukan Indonesia yang berkambang pesat dan telah diakui oleh dunia karena keunikannya.wayang sudah hadir semenjak 1500 tahun sebelum masehi.wayang lahir dari para cindekian nenek moyang suku Jawa di masa silam.wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa.Keberadaan wayang dianggap sebagai identitas simbolik manusia Jawa.dalam berbagai lakon dari tokohnya memuat dan berperan sebagai nilai edukatif sekaligus dapat dijadikan tuntutan maupun tontonan masyarakat. Di Jawa ada yang disebut wayang wong,artinya salah satu wayang yang diperankan langsung oleh manusia.ada juga wayang topeng,yang diperankan oleh orang menggunakan topeng.wayamh tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian.
G. Sifat ambigu
            Irawan dalam Animal Ambiguitas:161(jalasuta,2008) mengatakan bahwa Ambigu adalah kata siafat yang  artinya lebih dari satu,sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan,kekaburan,ketidakjelasan,bermakna ganda.



KESIMPULAN
Kehidupan masyarakat Jawa memiliki budaya dan bahasa yang beragam.salah satu budaya yang dilestarikan oleh masyarakat jawa adalah wayang.bahasa masyarakat Jawa pun beragam,seperti kromo inggil,ngoko dan lain-lain.dalam pandangan masyarakat jawa watak perbuatan dan kepribadian di pengaruhi oleh pergaualan. Maka orang jawa sangat berhati-hati dalam memilih pergaulan sehari-hari.orang Jawa yang mayoritas masyarakatnya adalah orang islam,sulit untuk merubah kebiasaan yang sudah dijalankan selama ini,seprti slametan,tahlilan dan riyual-ritual lainnya. Masyarakat Jawa juga mempunyai sifat dan krakteristik yang unik,antara lain adalah sifat feodalistik yang artinya mental attitude,sifat fatalistik yaitu pasrah,tepo sliro yang artinya menempatkan diri,dan budi luhur.













1 comment:

  1. Sumbernya dong om, biar ane enak kalo mau copy 😂

    ReplyDelete